Senin, 11 September 2017

Sastra Mutakhir: Sastra Eksklusif

Alunk Estohank
http://riaupos.co

ADA kerisauan ketika harus memikirkan nasib sastra Indonesia, sastra yang semakin hari semakin tidak jelas juntrungnya. Ada apa sebenarnya dengan sastra Indonesia dewasa ini, bukankah seringkali kita temui buku-buku sastra terbit tiap tahunnya, dan bahkan ada yang satu tahun dapat menerbitkan dua buku sastra bahkan ada yang lebih. Kenapa mesti dirisaukan, bukankah itu semua menjadi nilai plus dari sastra itu sendiri.

Jika merujuk pada perkembangan terbitnya buku sastra indonesia, seperti antologi puisi, antologi cerpen, dan novel, memang sastra Indonesia tidak perlu di khawatirkan. Karena belakangan telah banyak penerbit-penerbit yang siap menerbitkan karya sastra dengan mudah. Hanya bermodalkan uang sedikit saja buku sastra akan terbit.  Yang lebih parah lagi adalah penerbit-penerbit itu berlomba-lomba meminta karya sastra kepada penulis sastra agar karyanya di terbitkan. Entah itu kepentingan penerbit untuk merawat sastra Indonesia atau malah hanya ingin eksis atau bahkan hanya ingin profit? Semua itu tidak ada yang tahu kecuali Tuhan dan redakturnya (C.O penerbitnya).

Kemudian, tiba-tiba saya teringat pada perkataan Mario Vergas Llora, peraih nobel sastra tahun 2010 yang lalu, bahwa saat ini sastra diperlukan hanya sebagai produk konsumsi, hiburan remeh-temeh, dan sumber informasi yang cepat basi. Saya kira ungkapan Mario Vergas Llora ini bukan hanya omong kosong belaka terhadap dinamika kesusastraan. Namun semua itu merupakan tamparan kritis atas fenomena kesusastraan sekarang yang dilanda kerisauan, kerisauan dan kegelisahan tersebut dapat kita lihat dari bergesernya kesusastraan dunia dan khususnya sastra indonesia pada kemelut pasar.

Jika berbicara pasar maka yang tampak adalah berbagai kepentingan dan profit. Kalau demikian maka sastra indonesia berada dalam kemelut dan kepentingan-kepantingan tangan pemodal. Tidak salah kemudian jika sastra dibilang sebagai sebuah ruang yang eksklusif, yang di dalamnya hanya orang-orang sastra saja yang dapat menikmatinya, sedangkan khalayak ramai tidak termasuk dalam bagiannya. Kalau begitu maka tidak salah kiranya masyarakat beranggapan kalau dunia sastra tidak ada gunanya, tidak penting, dan tidak ada manfaatnya.

Pertanyaannya kemudian adalah “kenapa karya sastra yang terbit dewasa ini begitu eksklusif? Adakah satu dua buku sastra yang terbit belakangan ini yang tidak eksklusif? Jika ada, kenapa karya sastra sekarang tidak begitu menggugah pembaca atau apakah pembaca yang tidak paham terhadap karya sastra, hingga karya sastra khusus bagi orang yang menulis sastra. Jika demikian maka apa yang ditulis para sastrawan hanya berkutat pada remeh-temeh kehidupan pribadinya. Bukankah Rendra juga disebut sastrawan tapi kenapa puisi-puisinya begitu dekat dengan masyarakat bawah, petani, dan orang-orang tertindas?

Tampaknya kita mesti berpikir ulang tentang kesusastraan dewasa ini, jangan sampai kesusastraan saat ini beralih pada hiburan dan profit belaka. Sebab merujuk pada perkataan baudrillard bahwa konsumsi telah menjadi dasar utama tatanan sosial. Peran utama manusia yang semestinya untuk masyarakat luas, hanya akan berada dalam kotak-kotak dunia yang menyihir manusia untuk menjadi konsumen. Sedangkan tanggung jawab moral terhadap semua masyarakat hilang. Dan sepenuhnya tanpa dinyana kita terbawa arus hidonisme, hura-hura, dan karaya sastra di dalamnya hanya sebagai lahan (kemegahan pasar) belaka.

Dalam hal ini saya tidak ingin menyalahkan penerbit-penerbit yang bermunculan belakangan, semua itu sah-sah saja dan terserah mau menerbitkan 100 karya sastra dalam setahun pun tidak masalah jika memang yang penerbit inginkan adalah profit. Cuma masalahnya adalah bagaimana karya sastra itu bisa kembali normal seperti dahulu, yang mana sering kita dengar bahwa karya sastra dulu sangat mulya bahkan hampir setara dengan kitab suci. Bukan hanya itu, John F. Kennedy pernah mengatakan “jika politik bengkok, puisi akan meluruskannya”.

Sebegitu pentingnya sebuah karya sastra hingga jika politik bengkok sastra dapat meluruskannya, tapi apakah pada kali ini karya sastra telah meluruskan politik itu sendiri atau jangan-jangan tidak sama sekali.

Sebagai pembaca dan penikmat karya sastra, saya hanya berharap karya sastra tidak hanya menceritakan tentang kehidupan pribadinya, di kamar tidur, di kafe, di pantai dan di samping istri/pacarnya. Berceritalah sedikit tentang ilmu pengetahuan, bencana alam, penggusuran, korban banjir, longsor, pembacokan, korupsi, demo, agama yang dikomodifikasi, janji-janji pejabat yang sengaja di lupakan atau nasib orang-orang yang kelaparan di pinggir jalan, atau nasib TKI kita yang bertambah banyak tiap tahun di berbagai negara tetangga, dan lain sebagainya.

Kalau buku-buku sastra yang terbit membicarakan permasalahan sosial seperti yang penulis sebut di atas, maka saya pikir karya sastra tidak akan menjadi eksklusif lagi, dia (karya sastra) akan menjadi bagian dari kehidupan sosial dan akan menjadi tonggak atau suara masyarakat tertindas. Maka seberapa pun karya sastra yang terbit tiap tahunnya akan lebih bernilai ketimbang yang hanya bercerita tentang rumah tangga dan kehidupan dapurnya. Setidaknya tidak terlalu kentara kalau penerbit ada hanya untuk sebuah kepentingan atau lebih tepatnya profit.

Dengan begitu, ada yang bisa kita banggakan dan tidak malu terhadap perkataan Franz Kafka, bahwa sebuah buku harus seperti kapak untuk membelah lautan beku dalam diri kita. Jangan hanya menjadi bunga-bunga yang cepat layu lalu membusuk.***

*) Alunk Estohank,  tinggal di Yogyakarta. Sekarang aktif di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY).
http://riaupos.co/3183-spesial-sastra-mutakhir-sastra-eksklusif.html

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir