Sabtu, 19 Januari 2013

SASTRA DAN MASYARAKAT

Donny Syofyan *
Harian Haluan, 15 Jan 2012

Tak seorang penulis-penulis besar yang merayakan ta­tanan sosial yang mapan. Mereka berpendapat bahwa kemapanan itu berpotensi akan membatasi dan merusak segala sesuatu, termasuk karya seni dan sastra dalam lingkup masyarakat. Mereka yakin bahwa masyarakat berperan membentuk nasib seseorang. Dalam masyara­katlah seseorang bertindak dan mendefinisikan dirinya. Se­hing­ga kebanyakan novel berupaya untuk mengeksplor tentang seseorang, bukan masyarakat.
Memang masyarakat ada­lah medium. Karenanya novel kerap kali menjadi kritik sosial. Hanya saja, tokoh dan pengalaman seseorang akan mencerminkan nilai-nilai sosial. Bagi banyak sastra­wan, banyak novel yang sebe­tul­nya menekankan logika masyarakat ketimbang peme­nu­han hasrat individual.

Madame Bovary, novel karya Flaubert, dipuji banyak kalangan karena mengandung dan memperkenalkan benih-benih novel naturalistik. Novel ini mengutarakan dampak yang ditimbulkan oleh ling­kungan masyarakat terhadap individu. Flaubert, bagaima­napun, lebih menekankan dunia sebagai sebuah objek estetik. Sementara pengarang la­in­nya tertarik pada isu-isu masyarakat yang inheren dalam suatu objek. Tujuan mereka adalah bukan sekadar membentuk kontemplasi es­tetik tapi lebih kepada upaya utuk menciptakan kesadaran sosial dan menyebarkan moral sosial. Inilah kemudian yang memunculkan apa yang dise­but sebagai “novel sosial” pada dekade 1840 di Inggris. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya Mrs. Gaskell, Benjamin Dis­raeli, dan Charles Kingsley. Pendukung paling terkenal dari aliran novel naturalistik ini adalah EmileZola dan Thedore Dreiseryan terakhir melahirkan novel sosiologi Amerika abad ke-20.

Perdebatan sengit antara publik dengan para pendukung aliran ini berpusat pada tuduhan bahwa pengarang aliran naturalistik meman­faatkan daya tarik novel populer untuk meraih audiens yang lebih luas seraya pada saat yang sama mengor­bankan nilai artistik di satu sisi dan menurunkan derajat tokoh-tokoh dalam karya sastra sekadar mekanisme untuk mempromosikan teori-teori sosial.

Karya terkenal dua de­dengkot sastrawan aliran naturalistik Emile Zola dengan Germinal-nya dan Theodore Dreiser lewat An American Tragedy-nya menggambarkan sifat destruktif dari tatanan sosal yang korup dan rusak. Lebih lanjut, kedua novel ini mengungkapkan peran formal buat masyarakat. Zola dan Dreiser mencontohkan bagai­mana kehancuran hidup totoh-tokoh utamanya. Sang pen­cerita (narator) menekankan bahwa moralitas individu memiliki dasar atao motif sosial dan ekonomi. Dengan kata lain, mereka hendak menekankan bahwa masya­rakat bukan sekadar medium tempat hidup dan berkem­bangnya tokoh-tokoh dalam karya sastra, tapi juga subyek dari novel dan lokus buat setiap tema utama cerita.

Tetapi, Germinal dan An American Tragedy memiliki perbedaan masing-masing terkait dengan pendeka­tann­nya terhadap masyarakat sebagai subyek. Zola lebih tertarik menelusuri dialektika sosial dan teknik-teknik representasionalnya menggi­ring kepada proses sosial. Sementara, Dreiser berupaya untuk membedah masyarakat. Teknik-teknih yang diguna­kannya membedah sejauh mana nilai-nilai dan harapan masyarakat mencakup semua aspek eksistensi manusia.

Bronte dan O’Connor meng­­gunakan masyarakat untuk mencari realitas miste­rius di luar manusia. Mereka berupaya mencari sumber misteri di luar masyarakat. Sastrawan lain malah meng­anggap masyarakat adalah misteri sendiri yang harus dipenetrasi dan diatasi oleh para pengarang. Dalam novel-novel modern, di mana penge­tahun menjadi problematis, masyarakat lebih memfo­kuskan kepada pertanyaan-pertanyaan epistemolohgis para pengarang. Novel-novel abad XX memanfaatkan ma­sya­rakat dengan apa yang disebut sebagai “excluded middle”, sebuah terma yang dipakai oleh Pynchon Oedipa dalam novelnya The Crying for Lot 49. lalu, apa yang tidak dimasukkan?

Novelis tersebut tidak menyertakan apa yang disebut realitas yang diketahui (knowa­ble reality), yang menurut bahasa novel abad ke-19 disebut karakter atau tokoh. Dalam novel abad ke-19, konflik dan akomodasi penga­rang terhadap dunia di luar dirinya bakal mendefinisikan dirinya dan membentuk nasib­nya. Tokoh-tokoh dalam novel ini bisa didefinisikan dan nasibnya ditentukan oleh sejauah mana mereka mam­pu bergerak melewati dirinya. Susah untuk memahami ma­sya­rakat dan pengaruhnya. Karenanya, sejauah mana para tokoh memahami medium tempat mereka berada men­jadi indikasi yang paling lembut dan gampang dari kepribadian dan nilai. Keba­nyakan novel berada pada posisi tengah dari realitas yang sulit dan dipahami, tidak mudah dipahami tapi ada potensi untuk dimengerti. Pengaruh sebua karya sastra amat nyata dan real.

Tatkala pengetahuan ke­be­naran masyarakat menjadi mustahil, lalu persepsi seseo­rang menjadi absolut dan tegas bagi diri sendiri. Seseo­rang tidak punya pilihan kecuali bertindak d atas apa yang diyakininya untuk mem­bentuk suatu nasib personal oleh persepsi medium seseo­rang. Dalam upaya pencarian makna, masyarakat tak jarang menyuguhkan bentuk-bentuk aneh yang menunjukkan pro­yek­si pikiran dan ego seseo­rang terhadap obyek yang dicarinya.di saan visi menjadi kabur, maka keraguan akan masuk menghampiri.

Peranan formal masya­rakat dalam novel-novel terse­but berkelindan dengan tema-tema yang didefiniskan ketia­ka suatu novel-novel tersebut terbentuk. Masyarakat adalah medium terjadinya tindakan dan nasib seseorang sekaligis akhir atau obyek pencarian tokoh-tokoh dalam novel. Akibat peran ganda ini, masya­rakat bukanlah tatanan nilai yang konstan dan tetap. Seba­liknya, ia adalah seperangkat kasar tentang kesan dan kebenaran sekilas yang hendak dicari dan dipahami.

Dalam Absolum, Absolum!, Quentin Compson berjuang menemukan kebenaran sosial tentang Sutpen dan masya­rakat Selatan untuk menem­patkan dan menyepakati posisinya dalam masyarakat kontemporer. Adapun lewat The Castle, K. berupaya men­cari hubungan antara kastil dan penduduk desa untuk menemukan maknda dan penegasan eksistensi dirinya. Terakhir, dalam The Crying for Lot 49, Oedipa Maas mencari alternatif bagi “mena­ra” (tower) California selatan dengan mengeksplorasi bata­san terhadap budaya masya­rakat itu. Pada setiap kasus, masyarakat berperan sebagai medium tindakan dan nasib individu sekaligus kunci dalam setiap upaya pencarian mak­na.

Faulkner, Kafka, dan Pyn­chon mengambil benang me­rah yang penting bahwa ma­sya­rakat nyata atau imajiner memberikan pengaruh yang hebat terhadap kehidupan individu. Perpaduan antara keraguan terhadap sifat reali­tas dan keyakinan pada kebu­tuhan seorang individu untuk menghadapi dunia di luar dirinya telah menghasilkan bentuk-bentuk baru tragedi dan pathos.

*) Donny Syofyan, Dosen FIB Universitas Andalas
Dijumput dari: http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=11848:sastra-dan-masyarakat&catid=41:kultur&Itemid=193

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir