Sabtu, 23 Juni 2012

YANG DIBANGUN DAN TERBANGUNKAN

Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/

1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya, pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang verbal semata. Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan bangsa dan manusia seutuhnya”, dan upaya untuk “membangun ciri budaya ethnis yang menuju Zaman Baru”, sebelum kita berbicara tentang “sesuatu etos yang terbangunkan”, begitu godam revolusi mengguntur di antariksa.
Nah, itu dia. Pak Lurah melotot tanpa makna, sedang Pak RT yang menunjuk diriku sebagai wakilnya, geleng-geleng kecil, karena ada konotasi pembangunan yang dirasanya kurang lazim, kurang sering terdengar lewat media massa. Aku berkeringat dan tak mengharapkan kemenangan. Tetapi jauh di dalam batinku, aku merasa lebih benar bila bukan hanya cringis-criwis berpidato tentang hal yang satu ini, tanpa pendalaman maknawinya. Jadi, alangkah baiknya, bila masalah community development dan personality development lebih dulu dijlenterahkan dan dimasyarakatkan seluas-luasnya, sehingga pengertian sejati tentang pembangunana bangsa jadi sesuatu yang luhur, suci dan terhormat—bukan hanya disebut berulangkali. Terlebih untuk kawula muda di kampung-kampung, di desa-desa, yang pada banyak hal menemukan kesimpangsiuran dari susuran kata bergetah ini.

2.
Alangkah baiknya kalau dipeti lagi pendapat Phillips Roupp dalam “Approaches to Community Development” (1953) menulis sebagai berikut : it is a term to which a number of ideas have become vaguely attached. One of these ideas is that of “development” toward better standards of living, more efficient use of physical resources, better helat, and more education for illiterates. A second idea stresses the community, rather than the individual as the unit to whom the approach should be made, and the means through which development should be achieved. A third idea is that the community as such be stimulated and assisted ti progress by own and initiative”. Artinya sebagai berikut : Pembangunan merupakan perkataan yang menimbulkan beberapa pemikiran (gagasan). Antara lain, ialah bahwa pembangunan dimaksudkan suatu pengarahan yang menuju perbaikan tingkat hidup yang lebih baik, penggunaan sarana fisik yang lebih efisien, kesehatan lebih terjamin, serta pemberantasan butahuruf. Kedua, menekankan kepada masyarakat di mana pembangunan direncanakn, diusahakan, dan hasilnya untuk dinikmati oleh mereka. Ketiga, bahwa pembangunan itu dirangsang dan dibantu untuk memajukan atas swadayanya sendiri.

3.
Oleh sebab itu pembangunan masyarakat—lebih-lebih masyarakat desa—harus melihat pada tujuannya, kendati dapat dianggap benar, bahwa hasilnya tergantung dalam daya-upayanya. Karena manusia dalam uapaya itu tak selamanya bisa ke tanah tepi. Justru pembangunan adalah suatu ikhtiar yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh sistem nilai suatu masyarakat. Dalam hal itulah maka terdapat sejumlah gagasan dan ide dalam pembangunan yang aktif. Dengan adanya pendapat, agar masyarakat desa didorong dan dirangsang untuk berinisiatif, maka itu berarti bahwa pembangunan meliputi pembangunan manusianya, karena warga desa diliputi serba keterbelakangan, dibandingkan dengan pembangunan kota. Maka perlu ditingkatkan kesadaran, keyakinan dan partisipasi sepenuhnya, lewat langkah disadarkan (conscienter), dibangunkan perhatiannya (sensibiliser) dan dengan demikian seluruh lapisan dapat diajak kerjasama. Laju pembangunan materi berkejar-kejaran dengan laju perkembangan pandangan rakyat terhadap nilai-nilai hidup. Sedangkan inisiatif adalah asset perjuangan hidup yang wigati. Dengarlah pula : “ It is the nature of community development that it must come from within trough the greates of the people ini accordance with needs determined by their values..” Ya, sebenarnya gagasan pembangunan masyarakat harus berasal dari kelompok bersangkutan, dengan segala kemungkinan adanya partisipasi sebagian besar dari rakyat tersebut, selaras dengan nilai-nilai yang ada. Tepat pula, apabila titik-tolak itupun bersumber dari masyarakat, ditopang kebutuhan bersama yang paling dirasakan oleh sebagian besar dari mereka, hingga dengan demikian rakyat dapat memberikan sumbangsihnya. Reaksi positif niscaya timbul dari kelompok-kelompok yang secara ethnis dan sosio-kultural berkepentingan terhadap peningkatan kualitas hidup setinggi-tingginya.

4.
Adalah suatu kisah yang menarik, bahwa menurut alkitab, pemerintahan raja Salomo yang bijaksana ternyata memberikan keamanan dan ketentraman yang memuaskan, sebagaimana diwartakan “Orang Yahudi dan Israel diam dengan tentram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya…seumur hidup Salomo” (Raja 4:25). Dikatakan, rahasia dari keamanan yang dialami oleh pemerinntahan Salomo adalah lantaran diterapkannya hukum-hukum Yehuwa (Allah) yang adil dan benar-benar, namun bukankah hal ini sesuai dengan firmanNya, bahwa tatkala memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel dinyatakan : “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu, dan tetap berpegang pada ketetapanKu, tanah itu akan memberi hasilnya. Dan kamu akan diam di negerimu dengan aman, tenteram. Dan aku akan memberikan damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun (Imamat 26 :3-6). Sungguh sayang, setelah Salomo tiada, Israel segera pula menyepelekan Yehuwa, berpaling pada pemujaan berhala dan penyembahan seks yang keji. Akibatnya negeri kehilangan keamanan, dan ditaklukan oleh Fir’aun Sisak dari Mesir. Para ahli mengatakan dalam bahasa puitis : kemanan yang dialami di bawah pemerintahan Salomo hanyalah terbatas sifatnya. Raja manusia ini mustahil bisa membebaskan rakyatnya dari penyakit, dosa dan kematian. Suatu hal, yang pernah dipertanyakan oleh Sang Sidharta Gautama berpuluhtahun sebelumnya, yang gelisah oleh bahaya ini.

5.
Dalam pada itu, Sir Leon Radzinowics dan Joan King dalam kitabnya, “The Growth of Crime” (Perkembangan Kejahatan) mengatakan, dalam dua puluh tahun pertama dari abad ini, bahkan selama perang dunia pertama, angka kejahatan tetap tidak berubah, hanya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Baru pada masa depresi sesudah perang, nyata terlihat adanya kecendrungan yang bersifat tetap. Selama tahun-tahun pergolakan ekonomi, pengangguran dan perang besar lain lagi, (Kejahatan) tanpa bisa dibendung menambah kecepatannya. Satu hal yang menyolok, bila anda memperhatikan kejahatan dalam skala dunia, adalah sifatnya yang terus meningkat dan meluas di mana-mana. Sementara itu, dari hasil penelitian di AS dalam dasawarsa terakhir, nampaknya pengaturan sisikamling kurang begitu efektif lagi, sehingga kelompok-kelompok yang pada beberapa kota “lebih maju dari tahun sebelumnya” toh dibarengi dengan sulitnya mengorganisasikan kelompok-kelompok penyelenggara keamanan daerah, sementara angka kejahatan meningkat tinggi. Bertambahnya kedurhakaan yang menjamah negri-negri maju, bukan mustahil karena bangsa-bangsa yang terlibat langsung itu kurang memahami kecendrungan pembangunan “merata” di golongan akar-rumput, kalangan jelata. Atau, program yang dilaksanakan justru belum mampu mengangkat derajat kaum lemah. Jikalau demikian, apakah usaha meningkatkan siskamling yang berskala luas tidak harus pula diimbangi dengan pemekaran sumberdaya insani di berbagai sektor, yang langsung dapat memelihara ruang hidup (lebensraum) kaum kromodongso itu? Kalau ini terjadi, alamat tercapai suatu rangkuman sayuk antara iktikad pembangunan penguasa dengan dambaan kecil. Juga terutama pada masyarakat pedusunan, harap kita amati perkembangan terakhirnya. Situasi keamanan yang terpelihara, belum menjamin terpeliharanya taraf hidup ideal yang diimpikan kaum lemah.

6.
Bagaimana pula kita terbaring, tanpa diusik oleh sesuatu yang menakutkan, menggelisahkan? Biar di bawah anggur, biar di bawah pohon ara, biar di bawah pohon zaitun—sebenarnya bisa memotret desa-desa yang jauh dan dekat dengan diri kita. Cara wicara tentang pembangunan yang dijelmakan oleh masyarakat yang merasa akan teguh merebut keunggulannya, bobotnya, niscaya juga bermakna : bisa mempertahankan prinsip kemanusiaan, sejauh yang diterapkan para pendahulu pembangunan wilayah. Cuma saja, adakah perjalanan yang ditempuh dari pusat-pusat perlembagaan regional itu menuju lingkar-keliling, tetap membawa gagasan murni dari mulanya, ataukah sudah dibebani pesan-pesan yang lebih baru, lebih memenuhi gelegak waktu, kendati tak sepenuhnya dipahami?

* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir