Hasnan Bachtiar
http://sastra-indonesia.com/
Book Review: Agama, Seksualitas, Kebudayaan. Esai, Kuliah dan Wawancara Terpilih Michel Foucault; Michel Foucault, disunting oleh Jeremy R. Carrette; Jalasutra; Cetakan I, 2011; xxvi + 366 halaman.
TEKS FILSAFAT itu seperti hantu yang mengejutkan, terus berlari tanpa henti, mengejar manusia-manusia pemberani maupun yang ketakutan. Itulah kali ini, terbit satu karya yang sangat penting dalam khazanah filsafat, “Agama, Seksualitas, Kebudayaan. Esai, Kuliah dan Wawancara Terpilih Michel Foucault” (2011).
Dalam teks ini, pikiran-pikiran Foucault, tiada pernah puas untuk menggoda pengetahuan. seorang saleh atau ateis sekalipun, akan “tergoncang” tatkala terjebak dalam hiburan-hiburan filosofis yang dimainkan. Dalam segala uraian filsafatnya, tidak ada benar dan salah, tidak ada baik dan buruk, bahkan tidak ada kekuasaan yang paling pasti, dan manusia seperti mengalami masa akhir zaman yang belum waktunya.
Namun hal ini sangat berbeda dengan Nietzsche. Jika guru penuh curiga ini merasa muak dengan segala kepastian moral, filsafat dan pengetahuan, maka Foucault punya kehendak yang berbeda, yaitu “mengapresiasi” segala tindakan bodoh kepastian yang dimaksud Nietzsche. Menguasai dunia tanpa menggadaikan kehormatan.
Lazim diketahui bahwa, seluruh pikiran filsafat modern tidak benar-benar tulus untuk menuliskan kebenaran. Seluruhnya adalah kuasa. Apapun bentuk pengetahuan yang ditulis, adalah topeng bagi pemilik kuasa, kehendak, rasio dan tubuh.
Artinya, Nietzsche hendak mengungkapkan rasa kecewa yang sangat mendalam, bagi segala kepalsuan Barat Modern. Filsuf gila ini tertawa keras, terbahak, namun itu hanya ejekan, caci maki dan ketidakberdayaan atas tubuh orang lain.
Kata orang Jerman, Himmelhoch jauchzend, zum Tode betrübt, atas segala yang terjadi mereka lebih suka, Bersorak melonjak sampai surga, tetapi muram sampai mati. Atas dasar itulah kemudian Nietzsche meneriakkan bahwa, “Tuhan telah mampus!”
Sedangkan Foucault, kendati punya iman nihilis yang sama dengan gurunya, ia tidak pernah lagi membunuh Tuhan. Manusia baginya, dialah tuhan baru yang sesungguhnya. Sejak berabad-abad “manusia” selalu menjadi pusat pembicaraan, sumber ilmu dan satu-satunya pemegang hak khazanah filsafat dan pengetahuan. Manusia dan kemanusiaan (humaniora), inilah yang hendak diakhiri eksistensinya.
Tatkala Emmanuel Kant berujar, “Marilah bangun dari tidur dogmatis,” dengan nada yang sama, Foucault bersyair, “Marilah bangun dari tidur antropologis.” Antropologi di sini bukanlah disiplin ilmu yang teknis, namun sebagai keseluruhan ilmu kemanusiaan yang kompleks (homo mensura), yang sudah sejak lama dikukuhkan sebagai aturan baku dan final (taken for granted), seolah menjadi pakem dari langit yang tak bakal runtuh oleh gugatan filsafat.
Filsuf Perancis ini tidak pernah “merengek”, tatkala tahu bahwa kekuasaan telah merajalela menindas liyan. Karena – sekali lagi – ia bukanlah lagi berwujud manusia, yang punya kepentingan ketubuhan. Ia adalah wacana liar yang siap merusak, merobohkan, membunuh dan meruntuhkan kapan saja, tanpa ada satupun “manusia” yang mampu secara manusiawi menangkap atau mengurungnya.
Dalam buku, “Agama, Seksualitas, Kebudayaan,” Foucault hendak membongkar wacana-wacana agung yang sejak lama dibungkam. Bahkan di era pascamodern kini, hubungan-hubungan rumit antara agama, seksualitas dan kebudayaan, selayaknya hanya diwakili satu bahasa, yaitu “tabu”.
Dengan kelincahan metodis yang diterapkan, dalam suka cita, ia membeberkan kebenaran-kebenaran seksualitas, agama dan kebudayaan tanpa malu-malu, tiada lagi kata “tabu”. Foucault menjelaskan, “…belum pernah seksualitas menikmati pengertian natural yang lebih langsung, dan belum pernah ia mengenal ‘kebahagiaan ungkapan’ yang lebih besar ketimbang dalam dunia Kristen, berupa tubuh yang jatuh dan dosa” (2011: 65).
Ketika manusia terjerumus dalam perzinahan, lalu bertobat melalui program pengakuan dosa, di situlah terungkap kenikmatan yang luar biasa, di mana kejahatan, berubah menjadi kebaikan sejati. Menurut Foucault, agama di sisi lain telah membuka jalan bagi kemerdekaan yang paling manusiawi. Sembari menertawakan, kita bisa menanyakannya kembali di muka gereja, “Lalu kebenaran ini apa? Bukankah itu hanya ungkapan, bukankah kebenaran hanyalah sebatas kata-kata, cara manusia berbahasa, suatu wacana?”
Secara lebih khusus menyinggung wacana seksualitas, dalam tradisi religius dikenal dengan istilah teologi negatif. Teologi ini membahas hal yang dianggap buruk oleh masyarakat, lalu dirubah citranya menjadi hal yang menarik untuk dihargai. Agama, atas kerja wacana, bisa saja tunduk agar mengapresiasi seksualitas dan merayakannya tanpa takut berdosa.
Dalam banyak kesempatan, penulis buku the History of Sexuality ini, memanfaatkan karya-karya sastra Marques de Sade. Sade adalah sastrawan yang kerap mencipta tulisan erotis dan berbau estetika persetubuhan. Tulisan-tulisan itu terbit di masa-masa di mana kekuasaan menghendaki etika, kebudayaan dan hukum-hukum agama yang membungkam seksualitas secara total. Dengan kata lain, di zaman klasik, Sade telah merayakan teologi negatif yang sangat menggoncang. Bagi Foucault, mengapresiasi seksualitas berarti membincang, sekaligus membongkar, bahwa rezim pengetahuan Barat hanyalah citra, bahasa dan wacana yang bisa kapan saja ditaklukkan.
Demikianlah, literatur filsafat ini, secara jernih mengumandangkan perebutan wacana seksualitas, agama dan kebudayaan, dalam pasar raya tafsir pengetahuan. Tentu saja, buku filsafat yang spesifik ini sangatlah penting. Namun, tidak kalah penting dari itu semua bahwa, buku ini juga mengandung fragmen-fragmen dari sebuah jilid yang tidak diterbitkan. Buku ini menyertakan bab khusus yang benar-benar baru menyangkut agama Kristen, seksualitas dan diri. Akhirul kalam, karena begitu berharganya buku ini, semoga bisa melengkapi khazanah filsafat kontemporer di Indonesia.
*) Penulis adalah peneliti filsafat Michel Foucault
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar