Ajip Rosidi
Pikiran Rakyat, 7 April 2011
sejarah, tetapi para ahli sejarah belum menemukan buktinya. Ada yang mempersalahkan metode ilmu sejarah yang katanya berasal dari Barat, sehingga harus berdasarkan bukti secara fisik atau secara tertulis. KARENA dalam pidato penerimaan gelar Dr. (H. C.) di Unpad pada 31 Januari 2011, saya menyebutkan bahwa tokoh Prabu Siliwangi itu hanya tokoh sastra, atau mitos, bukan tokoh sejarah, ternyata banyak orang Sunda yang kebakaranjenggot (walaupun tidak memelihara jenggot sekali pun) padahal hal itu bukan tema pokok pidato saya.
Ada yang berkeras mengatakan bahwa dia yakin Prabu Siliwangi itu ada secara terus. Terang, saya bukan ahli sejarah dan tidak juga berpretensi sebagai ahli sejarah, ketika menyusun pidato tersebut. Pendapat-pendapat tentang sejarah dalam pidato itu, saya kutip dari ahli sejarah seperti tercantum dalam catatan kaki. Seharusnya sebelum membantah pendapat orang, baca dulu dengan cermat teks yang hendak dibantahnya, termasuk juga sumber referensi yang dirujuknya.
“naskah-naskah kuno yang menggunakan aksara dan bahasa Sunda Kuno itu bagi orang yang bukan filolog bisa salah dalam menafsirkan. Oleh karena itu, saya tidak berminat meladeni tulisan-tulisan yang dibuat oleh orang-orang yang merasa yakin tanpa syarat bahwa Prabu Siliwangi itu ada meskipun tidak (mau) meneliti dengan cermat semua tulisan yang berkenaan dengan itu. Akan tetapi dalam Pikiran Rakyat, 26 Maret 2011, Undang A Darsa mengatakan, Prabu Siliwangi ada (secara sejarah). Karena Undang ahli naskah Sunda Kuno yang sebentar lagi menempuh ujian S-3 dalam bidang filologi, maka pernyataannya niscaya didukung bukti ilmiah. Apalagi menurut dia,tafsir yang benar hanyalah dari filolog seperti dirinya saja. Artinya,
perpustakaan Oxford University, Inggris menyebutkan soal Siliwangi. Demikian pula naskah Sanghyang Kandang Karesian, naskah lontar abad XVI Masehi kropak 421 yang menyebutkan silsilah Siliwangi. Terakhir, Siliwangijuga disebut dalam naskah Wangsakerta yang berada di Museum Sri Baduga Kota Bandung.” Undang menyebut naskah-naskah yang menjadi sumber, yaitu “naskah Carita Parahyangan episode 16 yang berada di Perpustakaan Nasional, menjelaskan seorang anak raja yang harum namanya, yaitu Niskala Wastukancana. Lalu naskah Bujangga Manik yang disirnpan di
oleh Undang Darsa itu. Akan tetapi, saya tahu mengenai naskah-naskah itu dan juga isinya berdasarkan garapan para ahli yang sudah membaca, menerjemahkan, dan membahas isi naskah-naskah itu seperti yang dilakukan oleh Dr. Noorduyn dan Dr. A. Teeuw, Atja, Saleh Danasasmita, Dr. Edi Ekadjati, Dr. Ayatrohaedi, Tien Wartini, dan Undang Darsa sendiri. tidak pernah tertarik untuk membaca naskah-naskah yang ditulis dengan aksara kuno, saya tidak pernah membaca naskah-naskah yang disebutSebagai bukan filolog dan
Menurut keterangan para ahli yang sudah membaca dan membahas naskah-naskah itu, tidak ada uraian tentang Prabu Siliwangi sebagai tokoh sejarah. Naskah Carita Parahyangan memang menyebut nama-nama raja kerajaan (Sunda) yang beribu kota di Pakuan Pajajaran, tetapi tak ada nama Prabu Siliwangi disebut. Yang disebut adalah “Prabu Wangi”, seperti yang dikutip oleh Saleh Danasasmita, “Aya na seuweu, Prebu Wangi ngaranna, inyana Prebu Niskala Wastu Kancana nu surup di Nusalarang ring giri Wanakusumah” (lib. Saleh Danasasmita, Nyukcruk Sajarah Pakuan Pajajaran jeung Prabu Siliwangi, Bandung, Kiblat, 2003, halaman 33).
“Setibanya ke ujung perbatasan Sunda/tiba ke Arega Jati/sampailah ke Jalatunda/situs peninggalan Silih Wangi”. Undang menerjemahkan “sakakala” dengan “situs”. Padahal, Saleh Danasasmita dalam bukunya menerangkan, “sakakala” adalah semacam peringatan yang dibuat untuk menghormati raja yang sudah meninggal. Naskah Bujangga Manik yang dibahas oleh Dr. Noorduyn dan Dr. A. Teeuw dalam Tiga Pesona Sunda Kuna (Jakarta, Pustaka Jaya, 2009) menyebut dua kali nama Siliwangi atau lebih tepat “Silih Wangi”. Pertama untuk menggambarkan ketampanan seseorang “Latara teuing ku kasep/Kasep manan Banyak Catra/leuioih manan Silih Wangi”, yang oleh Undang Darsa yang menerjemahkan teks Sunda Kuno dalam ketiga naskah yang diteliti oleh Dr. Noorduyn dan Dr. A. Teeuw itu ke dalam bahasa Indonesia artinya, “Dia itu teramat tampan/Tampan melebihi Banyak Catra/lebih daripada Silih Wangi”. Tak ubahnya dengan orang menggambarkan ketampanan seseorang dengan “sepertiArjuna”, bukan berarti Arjuna itu tokoh sejarah. Arjuna tokoh wayang, Siliwangi tokoh carita pantun. Yang kedua “Silih Wangi” disebut dalam “Sadatang ka tungtung Su(n)da/nepika Arega Jati, sacu(n)duk ka Jalatunda/sakakala Silih Wangi”, yang diterjemahkan oleh Undang Darsa menjadiSampai sekarang belum ada ahli yang menemukan jangankan meneliti “sakakala” di Jalatunda.
Naskah Sanghiang Siksa Kandang Karesian yang berasal dari tahun 1518 sudah digarap oleh tim yang terdiri dari Saleh Danasasmita, Ayatrohaedi, Tien Wartini, dan Undang Darsa dimuat dalam buku Sewaka Darma, Sanghiang Siksa Kandang Karesian, Amanat Galunggung, transkripsi dan terjemahan (Bandung, Proyek Sundanologi, 1987), Dalam naskah itu nama “Siliwangi” disebut sekali, tetapi sebagai judul carita pantun. Lengkapnya berbunyi “Hayang nyaho di pantun ma: Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi, prepantun tanya” yang terjemahannya “Bila ingin tahu tentang pantun, seperti Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi, tanyalah juru pantun.
naskah-naskah itu sebagai Prabu Siliwangi historis, padahal hanya judul cerita pantun. Benar apa yang dikatakan Undang Darsa bahwa “naskah-naskah kuno yang menggunakan aksara dan bahasa Sunda Kuno itu bagi orang yang bukan filolog bisa salah dalam menafsirkan.” Jangankan yang bukan ahli, bahkan filolog seperti Undang Darsa ternyata menafsirkan kata “Siliwangi” dalam
juga dalam naskah-naskah wawacan, babad, atau dongeng. Memang para ahli banyak yang merasa penasaran, karena nama Siliwangi dan Kerajaan Pajajaran tidak tercantum dalam prasasti atau naskah-naskah kuno. Padahal, tokoh Siliwangi itu sangat populer dan dipercaya sebagai raja Kerajaan Pajajaran yang agung. Bukan hanya dalam cerita pantun Siliwangi sering ditokohkan sebagai raja yang agung binantara, melainkan
Meskipun nama kerajaan Pajajaran juga tidak terdapat dalam sumber-sumber sejarah, tetapi karena dalam berbagai sumber sejarah disebut bahwa nama keraton atau ibu kota negara Sunda itu Pakuan Pajajaran, maka dapat diterima bahwa nama ibu kota atau keraton secara populer menjadi nama kerajaannya.
yang tidak bersifat sejarah. tokoh Prabu Siliwangi yang termasyhur dalam sastra (carita pantun, babad, wawacan, dongeng). Yang pertama melakukan penelitian untuk mengidentifikasikan Prabu Siliwangi adalah Moh. Amir Sutaarga. Dalam bukunya, Prabu Siliwangi (Bandung, Duta Rakjat, 1966, vet. II, Jakarta, Pustaka Jaya, 1984), setelah meneliti berbagai sumber sejarah dan karya sastra berupa wawacan dan babad seperti prasasti Batutulis, Carita Parahyangan, Sanghiang Siksa Kanclang Karesian, Babad Pajajaran, Babad Siliwangi, Babad Galuh, Cerita Prabu Anggalarang, dan lain-lain, ia sampai pada kesirnpulan Prabu Siliwangi dalam babad dan wawacan itu adalah raja Kerajaan Sunda Sri Baduga Maharaja (1474-1513). Identifikasi Amir itu kemudian disokong oleh Saleh Danasasmita, meskipun ia tidak setuju dengan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Amirmencoba mengidentifikasikanPrabu Siliwangi, sehingga ada ahli merasa penasaran, danTidak demikian dengan tokoh
tebak-tebakan saja. Dengan disokong oleh Saleh Danasasmita bukan berarti bahwa Prabu Siliwangi yang sangat tersohor dalam sastra clan mitologi itu, lantas menjadi tokoh sejarah. Namun, itu hanyalah usaha mengidentifikasikan saja. Bukan berarti bahwa Sri Baduga Maharaja itulah yang disebut Prabu Siliwangi karena dalam sumber-sumber sejarah, hal itu tidak pernah tercantum. Artinya, usaha Amir itu hanyalah usaha
Hal itu terbukti dengan munculnya ahli lain, yaitu Ayatrohaedi, yang menolak tebakan Moh. Amir Sutaarga, dengan alasan bahwa dalam naskah Sanghiang Siksa Kandang Karesian yang berasaldari 1518, tokoh Prabu Siliwangi sudah disebut sebagai judul carita pantun, padahal Sri Baduga Maharaja memerintah tahun 1474-1513. Menurut Ayatrohaedi, orang yang baru meninggal beberapa tahun mustahil sudah menjadi tokoh carita pantun (lih. Ayatrohaedi Niskala Wastu Kancana (1348-1475) Raja Sunda Terbesar dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV, Jakarta,1986). Menurut pendapatnya, Prabu Niskala Wastu Kancana, kakek Sri Baduga Maharaja lebih cocok untuk diidentifikasi sebagai Prabu Siliwangi.
Maka tidak mustahil akan muncul ahli lain yang dengan teori dan alasan lain akan sampai pada kesirnpulan, Prabu Siliwangi itu adalah orang lain lagi.
Kesirnpulannya, Prabu Siliwangi memang ada, sebagai tokoh sastradan mitologi. Pendapat Unclang Darsayang mengatakan bahwa Prabu Siliwangi itu ada, karena tercantum dalam naskah-naskah, hanya membuktikan bahwa membaca naskah Sunda Kuno itu tidak mudah, bahkan filolog yang ahli naskah Sunda Kuno seperti dia pun salah dalam menafsirkan isinya.***
Penulis, sastrawan.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Musthafa
A Rodhi Murtadho
A Wahyu Kristianto
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Wachid BS
Abdullah al-Mustofa
Abdullah Khusairi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimanyu
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Maulani
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adrian Ramdani
Ady Amar
Afrizal Malna
Agnes Rita Sulistyawati
Aguk Irawan Mn
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Subiyakto
Agus Sulton
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahm Soleh
Ahmad Farid Tuasikal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Luthfi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadie Thaha
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rasyid
AJ Susmana
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander Aur
Alexander G.B.
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Rif’an
Aliela
Alimuddin
Alit S. Rini
Alunk Estohank
Ami Herman
Amich Alhumami
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminudin TH Siregar
Ammilya Rostika Sari
An. Ismanto
Anaz
Andaru Ratnasari
Andhi Setyo Wibowo
Andhika Prayoga
Andong Buku #3
Andrenaline Katarsis
Andri Cahyadi
Angela
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Sudibyo
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Zulkifli
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayu Utami
Azyumardi Azra
Babe Derwan
Bagja Hidayat
Balada
Bandung Mawardi
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernadette Lilia Nova
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Bhakti Hariani
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budi Winarto
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Camelia Mafaza
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Choirul Rikzqa
D. Dudu A.R
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Darmanto Jatman
Dedy Tri Riyadi
Delvi Yandra
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Anggraeni
Dian Basuki
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dian Yanuardy
Diana AV Sasa
Dinar Rahayu
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Warsidi
Edy Firmansyah
EH Kartanegara
Eka Alam Sari
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil Amir
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Fadly Rahman
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fani Ayudea
Fariz al-Nizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatkhul Aziz
Felix K. Nesi
Film
Fitri Yani
Franditya Utomo
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Garna Raditya
Gde Artawan
Geger Riyanto
Gendhotwukir
George Soedarsono Esthu
Gerakan Surah Buku (GSB)
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Tri Atmojo
H. Supriono Muslich
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim H.D.
Hamberan Syahbana
Hamidah Abdurrachman
Han Gagas
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hasan Aspahani
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Helvy Tiana Rosa
Helwatin Najwa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendriyo Widi Ismanto
Hepi Andi Bastoni
Heri Latief
Heri Listianto
Herry Firyansyah
Heru Untung Leksono
Hikmat Darmawan
Hilal Ahmad
Hilyatul Auliya
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husnun N Djuraid
I Nyoman Suaka
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilenk Rembulan
Ilham khoiri
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santosa
Imelda
Imron Arlado
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Margareta
Indra Darmawan
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ingki Rinaldi
Insaf Albert Tarigan
Intan Hs
Isbedy Stiawan ZS
Ismail Amin
Ismi Wahid
Ivan Haris
Iwan Gunadi
Jacob Sumardjo
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean-Marie Gustave Le Clezio
JJ. Kusni
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Julika Hasanah
Julizar Kasiri
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kadir Ruslan
Kartika Candra
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Ketut Yuliarsa
KH. Ma'ruf Amin
Khaerudin
Khalil Zuhdy Lawna
Kholilul Rohman Ahmad
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Krisandi Dewi
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kuswinarto
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lenah Susianty
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
M Shoim Anwar
M. Arman A.Z.
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Harya Ramdhoni
M. Kasim
M. Latief
M. Wildan Habibi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria hartiningsih
Maria Serenada Sinurat
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Marsus Banjarbarat
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masriadi
Mawar Kusuma Wulan
Max Arifin
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mezra E. Pellondou
Micky Hidayat
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Moh Samsul Arifin
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Asrori Mulky
Mohammad Afifuddin
Mohammad Fadlul Rahman
Muh Kholid A.S.
Muh. Muhlisin
Muhajir Arifin
Muhamad Sulhanudin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Azka Fahriza
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naskah Teater
Nezar Patria
Nina Setyawati
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noor H. Dee
Noval Maliki
Nunuy Nurhayati
Nur Haryanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurudin
Octavio Paz
Oliviaks
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Panda MT Siallagan
Pandu Jakasurya
PDS H.B. Jassin
Philipus Parera
Pradewi Tri Chatami
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rahmat Sutandya Yudhanto
Raihul Fadjri
Rainer Maria Rilke
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridha al Qadri
Ridwan Munawwar
Rikobidik
Riri
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rizky Andriati Pohan
Robert Frost
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Romi Febriyanto Saputro
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rudy Policarpus
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Gerilyawan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra
SelaSastra ke #24
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Subhan SD
Suci Ayu Latifah
Sulaiman Djaya
Sulistiyo Suparno
Sunaryo Broto
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunudyantoro
Suriali Andi Kustomo
Suryadi
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Susilowati
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Bahri
Syam Sdp
Syarif Hidayatullah
Tajuddin Noor Ganie
Tammalele
Tan Malaka
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Tengsoe Tjahjono
Th Pudjo Widijanto
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Joko Susilo
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi
Umar Kayam
Undri
Uniawati
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Vyan Tashwirul Afkar
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyudin
Wannofri Samry
Warung Boenga Ketjil
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Web Warouw
Wijang Wharek
Wiko Antoni
Wina Bojonegoro
Wira Apri Pratiwi
Wiratmo Soekito
Wishnubroto Widarso
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Wing King
WS Rendra
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosi M. Giri
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Yuyu AN Krisna
Zaki Zubaidi
Zalfeni Wimra
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhaenal Fanani
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Zulhasril Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar