Minggu, 28 Agustus 2011

Semoga Pelangi Itu Selalu Berseri

: Sebuah Esai atas Buku Kumpulan Cerpen "Pelangi Sastra Malang dalam Cerpen"
Sidik Nugroho
http://tuanmalam.blogspot.com/

"Dead Poets Society" -- mungkin kita pernah menonton filmnya. Di sana ada seorang guru bahasa yang sangat bergairah dan dinamis mengajar: naik ke atas meja, penuh retorika, bahkan menggunakan pelajaran olahraga sebagai kegiatan pemantik semangat hidup. Sang guru -- diperankan memikat oleh Robin Williams -- disukai benar oleh murid-muridnya. Beberapa di antara mereka bahkan kemudian meniru-niru apa yang pernah dilakukan sang guru itu ketika ia masih muda: membentuk geng sastra!

Di sebuah tempat mirip gua yang jauh dari keramaian pada malam hari, berbekal cahaya remang-remang, mereka berkumpul, mengadakan perang sajak dan puisi. Jiwa muda yang penuh antusiasme dan kegairahan berekspresi -- tak akan terlupakan, bukan? Apalagi ketika cinta sedang menyapa, lalu puisi tercipta, dibacakan sambut-menyambut dalam bisikan hening, sesekali pekik, dan nuansa penuh dinamika: serasa lapang nian batin kita yang kecil ini memandangi keluasan semesta raya!

"Carpe diem", itulah salah satu ungkapan yang sering disebut dalam "Dead Poets Society". Artinya "seize the day", gunakan hari ini -- sebaik mungkin. Hidup memang indah jikalau kita berkarya dengan hati, tak sekedar disia-siakan. Hati pun akhirnya mencari kata-demi-kata, dalam rangka upaya memaknai keindahan -- juga bahkan penderitaan -- hidup. Kreator-kreator lalu tampil, dan seringkali mereka bersatu, membentuk komunitas, berbagi, dan bercengkerama.

Komunitas-komunitas sastra itu penting, paling tidak dalam dua hal berikut. Pertama, ia adalah ajang di mana para anggotanya bisa berbagi dan saling membangun. Kedua, ia menjadi bukti eksistensi keberadaan minat serupa para anggotanya. Dari kedua hal ini, hal kedualah yang sedang ditampakkan oleh Pelangi Sastra Malang lewat kumpulan cerpen "Pleidooi" ini.

Kumpulan cerpen ini dibuka dengan cerpen berjudul "Pinanglah Aku" karya Muyassaroh El-yasin. Penulis yang rajin menulis di majalah dinding ini membuat sebuah cerpen remaja Islami yang memikat dari segi dialog dan ekspresi tokoh-tokohnya. Ia mengisahkan seorang tokoh yang ingin hubungan lawan jenis berstatus jelas. Dengan lugas penulisnya menyampaikan pentingnya tujuan sebuah hubungan. Terkesan tradisional, mirip hubungan percintaan di desa-desa yang pernah saya dengar di warung kopi: bila kau mengajak seorang gadis keluar, orang tua si gadis akan memintamu untuk melamarnya. Terkesan sedikit asing alur dan ceritanya di tengah kehidupan yang makin bebas.

Cerpen-cerpen lain bertema cinta juga ada, setidaknya dalam cerpen-cerpen berikut: "Nausea" karya Yuni Kristianingsih, "Dua Laki-laki yang Meninggalkan Memori Nyeri" karya Yusri Fajar, "Tamu dari Austria" karya A Elwiq Pr dan "Dia Belum Juga Datang" karya Aga Herman. Cerpen-cerpen ini menampilkan beraneka dimensi tentang hubungan cinta, dengan jalinan kisahnya sendiri-sendiri. Dari keempat cerpen ini, yang agak eksentrik adalah cerpen "Dia Belum Juga Datang". Seorang wanita yang menunggu seorang pria hingga menghabiskan bergelas-gelas kopi di sebuah kafe ini terurai penuh gagasan hebat -- memuat penelusuran kondisi jiwa si wanita ketika menepis kegelisahannya dalam penantian.

Cinta memang tema yang tak pernah basi. Setiap orang mempunyai penafsiran, atau pengalaman, yang khas, tentang cinta. Namun ada juga cerita-cerita lain yang tidak mengangkat cinta sebagai tema utama dalam buku ini. Contohnya adalah "Negeri Dusta" karya Abdul Mukhid. Cerpen ini menarik: Paragraf-paragraf awalnya filosofis, harus dicermati amat serius, sementara akhirnya adalah ekspresi tawa yang lugu.

"Pleidooi" karya Azizah Hefni dan "Senja" karya Titik Qomariyah adalah cerpen-cerpen situasional. Azizah Hefni, yang akrab disapa Zizi, adalah pencerita berbakat. Cerpen "Pleidooi" yang dijadikan judul buku kumpulan cerpen ini pernah dibacakan pada ulang tahun kota Surabaya ke-715. Alur, penggambaran karakter dan dialog-dialognya matang.

Namun, sebuah cerpen situasional yang justru paling "nendang" rasanya adalah "Selamat Sore, Olivia!" karya Liga Alam Mukhtar. Sebabnya, cerpen ini sangat singkat dan bahasanya benar-benar efisien. Cerpen ini mengingatkan kita pada cerpen-cerpen Bondan Winarno dalam kumpulan cerpennya berjudul "Pada Sebuah Beranda" (yang sebelumnya, dalam jumlah cerpen lebih sedikit bertajuk "Café Opera"). Kehamilan Olivia, aborsi yang dilakukannya, gelak emosinya, benar-benar tergarap maksimal oleh penulisnya.

Dua cerpen yang satiris adalah "Desa Para Dukun" karya Wawan Eko Yulianto dan "Tangan Berkolam" karya Supriyadi Hamzah. Wawan Eko Yulianto menyajikan narasi yang begitu reflektif atas kondisi warga Sidoarjo, Porong khususnya, setelah lumpur panas Lapindo tak henti-hentinya muncrat -- hingga kini. Ini berhasil dilakukan Wawan karena ia memang asli orang Sidoarjo. Doa, mantra, keluh-kesah, serta haru-tangis terkisah elok dan mengharukan dalam cerpennya. Sementara itu, "Tangan Berkolam" lebih banyak memuat tema nasionalisme dalam hubungan cinta beda bangsa. Ya, selain satiris, kedua cerpen ini sama-sama reflektif. Bedanya, dalam "Tangan Berkolam" terdapat beberapa dialog yang cukup banyak mendukung jalinan kisah.

Cerpen "Tangan" karya Susanty Octavia berusaha memetakan kedalaman hubungan tokoh utamanya dengan Allah. Cerpen ini memuat nilai-nilai Islami yang kental. Mirip dengan cerpen "Tangan", cerpenis lain bernama Lubis Grafura menyajikan cerpen religius, yang mana nilai-nilai religiusitas dalam cerpennya itu ia sentuhkan dengan budaya sebuah masyarakat di Kabupaten Donggala. Judul cerpennya "Rilara Nuadanga" -- sebuah judul yang indah, bukan? Dengan bahasanya yang hening, Lubis mengisahkan tentang jembatan kematian, atau secara Islami disebut "sakratul maut", yang terjadi pada orang-orang Suku Kaili di sana.

Nah, demikianlah tinjauan atas cerpen-cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen ini. Semoga hasil kerja kolaborasi ini tak berhenti sampai di sini. Penulis-penulisnya bisa dibilang semua berbakat menghasilkan karya-karya lain yang berkemungkinan besar dinikmati dan disukai lebih banyak orang. Pelangi Sastra Malang, komunitas ini -- dengan karya-karyanya yang mirip ragam warna pelangi -- kiranya terus berkarya. Dan kiranya karya-karya itu tidak sirna oleh terik panas surya, tidak tersembunyi di balik awan kelam, namun tampil -- lagi dan lagi -- seperti pelangi yang selalu berseri. ***

Sidoarjo, 8 Juni 2009, 23:56
Sidik Nugroho, Penikmat buku dan penyuka pelangi
Sumber: http://tuanmalam.blogspot.com/2009/06/semoga-pelangi-itu-selalu-berseri.html

Tidak ada komentar:

A Musthafa A Rodhi Murtadho A Wahyu Kristianto A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Wachid BS Abdullah al-Mustofa Abdullah Khusairi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimanyu Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Maulani Adek Alwi Adhi Pandoyo Adrian Ramdani Ady Amar Afrizal Malna Agnes Rita Sulistyawati Aguk Irawan Mn Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Subiyakto Agus Sulton Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahm Soleh Ahmad Farid Tuasikal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Luthfi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadie Thaha Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rasyid AJ Susmana Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander Aur Alexander G.B. Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Rif’an Aliela Alimuddin Alit S. Rini Alunk Estohank Ami Herman Amich Alhumami Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminudin TH Siregar Ammilya Rostika Sari An. Ismanto Anaz Andaru Ratnasari Andhi Setyo Wibowo Andhika Prayoga Andong Buku #3 Andrenaline Katarsis Andri Cahyadi Angela Anies Baswedan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Sudibyo Anton Wahyudi Anwar Holid Anwar Siswadi Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Zulkifli Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayu Utami Azyumardi Azra Babe Derwan Bagja Hidayat Balada Bandung Mawardi Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernadette Lilia Nova Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Bhakti Hariani Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budi Winarto Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Camelia Mafaza Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cecep Syamsul Hari Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Choirul Rikzqa D. Dudu A.R D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Delvi Yandra Denny JA Denny Mizhar Dewi Anggraeni Dian Basuki Dian Hartati Dian Sukarno Dian Yanuardy Diana AV Sasa Dinar Rahayu Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi Warsidi Edy Firmansyah EH Kartanegara Eka Alam Sari Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil Amir Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F. Budi Hardiman Fadly Rahman Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fani Ayudea Fariz al-Nizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatkhul Aziz Felix K. Nesi Film Fitri Yani Franditya Utomo Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Garna Raditya Gde Artawan Geger Riyanto Gendhotwukir George Soedarsono Esthu Gerakan Surah Buku (GSB) Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Tri Atmojo H. Supriono Muslich H.B. Jassin Hadi Napster Halim H.D. Hamberan Syahbana Hamidah Abdurrachman Han Gagas Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Priyatna Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasan Junus Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Helwatin Najwa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendriyo Widi Ismanto Hepi Andi Bastoni Heri Latief Heri Listianto Herry Firyansyah Heru Untung Leksono Hikmat Darmawan Hilal Ahmad Hilyatul Auliya Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur Husnun N Djuraid I Nyoman Suaka Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilenk Rembulan Ilham khoiri Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santosa Imelda Imron Arlado Imron Tohari Indiar Manggara Indira Margareta Indra Darmawan Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ingki Rinaldi Insaf Albert Tarigan Intan Hs Isbedy Stiawan ZS Ismail Amin Ismi Wahid Ivan Haris Iwan Gunadi Jacob Sumardjo Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean-Marie Gustave Le Clezio JJ. Kusni Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Julika Hasanah Julizar Kasiri Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kadir Ruslan Kartika Candra Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Ketut Yuliarsa KH. Ma'ruf Amin Khaerudin Khalil Zuhdy Lawna Kholilul Rohman Ahmad Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Krisandi Dewi Kritik Sastra Kucing Oren Kuswinarto Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lenah Susianty Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto M Shoim Anwar M. Arman A.Z. M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Harya Ramdhoni M. Kasim M. Latief M. Wildan Habibi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria hartiningsih Maria Serenada Sinurat Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Marsus Banjarbarat Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masriadi Mawar Kusuma Wulan Max Arifin Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Mezra E. Pellondou Micky Hidayat Mihar Harahap Misbahus Surur Moh Samsul Arifin Moh. Syafari Firdaus Mohamad Asrori Mulky Mohammad Afifuddin Mohammad Fadlul Rahman Muh Kholid A.S. Muh. Muhlisin Muhajir Arifin Muhamad Sulhanudin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Azka Fahriza Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Nafi’ah Al-Ma’rab Naskah Teater Nezar Patria Nina Setyawati Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noor H. Dee Noval Maliki Nunuy Nurhayati Nur Haryanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurudin Octavio Paz Oliviaks Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pamusuk Eneste Panda MT Siallagan Pandu Jakasurya PDS H.B. Jassin Philipus Parera Pradewi Tri Chatami Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R Sutandya Yudha Khaidar R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rahmat Sutandya Yudhanto Raihul Fadjri Rainer Maria Rilke Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridha al Qadri Ridwan Munawwar Rikobidik Riri Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rizky Andriati Pohan Robert Frost Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Romi Febriyanto Saputro Rosihan Anwar RR Miranda Rudy Policarpus Rukardi S Yoga S. Jai S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Gerilyawan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra SelaSastra ke #24 Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Subhan SD Suci Ayu Latifah Sulaiman Djaya Sulistiyo Suparno Sunaryo Broto Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunudyantoro Suriali Andi Kustomo Suryadi Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Susilowati Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Bahri Syam Sdp Syarif Hidayatullah Tajuddin Noor Ganie Tammalele Tan Malaka Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Tengsoe Tjahjono Th Pudjo Widijanto Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Joko Susilo Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Umar Kayam Undri Uniawati Universitas Indonesia UU Hamidy Vyan Tashwirul Afkar W Haryanto W.S. Rendra Wahyudin Wannofri Samry Warung Boenga Ketjil Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Web Warouw Wijang Wharek Wiko Antoni Wina Bojonegoro Wira Apri Pratiwi Wiratmo Soekito Wishnubroto Widarso Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Wing King WS Rendra Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosi M. Giri Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Yuyu AN Krisna Zaki Zubaidi Zalfeni Wimra Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhaenal Fanani Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar Zulhasril Nasir